Akan Kita Tinggalkan Hari Itu (Puisi untuk kelas XII)

akan ada pagi yang tidak seperti pagi-pagi sebelumnya

saat langkah kita tak lagi terburu,

saat jam dinding berdetak dengan sunyi yang baru,

dan bel sekolah berbunyi hanya untuk mengucapkan selamat tinggal

di kelas yang pernah menjadi rumah,

kursi-kursi akan merindukan berat tubuh kita

jendela akan bertanya-tanya ke mana senyum dan tawa pergi

dan papan tulis masih menyimpan jejak tangan

yang dulu menulis mimpi-mimpi sederhana

kita akan pulang

ke kampung masing-masing, ke halaman yang dulu kita tinggalkan

membawa segenggam rindu yang tak pernah kita sadari

sampai saat kita tahu,

tak ada lagi siang yang penuh obrolan di kantin

tak ada lagi sore yang menahan kita di masjid

tak ada lagi malam-malam panjang di kamar-kamar pesantren

tempat kita berbagi rahasia dan angan-angan

kita akan berjalan menjauh,

melambaikan tangan untuk terakhir kalinya

menyembunyikan air mata di balik senyum

karena kita tahu,

perpisahan selalu datang lebih cepat dari yang kita harapkan

mungkin suatu hari nanti

kita akan bertemu kembali—di suatu sudut kota, di sebuah pertemuan tanpa rencana

dan saat itu, kita akan tertawa mengingat hari ini

hari di mana kita meninggalkan segalanya

dengan hati yang penuh tetapi tangan yang kosong

kita akan pulang

tetapi sebagian dari kita akan tetap tinggal di sini

di dinding-dinding sekolah, di halaman yang tak akan melupakan

di udara yang masih menyimpan bisik rindu

karena kita bukan sekadar pergi

kita menjadi kenangan (z)