You need to enable javaScript to run this app.

Pulang Kampung: Jejak Santri, Mengukir Makna

  • Jum'at, 28 Maret 2025
  • Administrator
  • 0 komentar
Pulang Kampung: Jejak Santri, Mengukir Makna

Pulang kampung bukan sekadar tradisi tahunan yang dilakukan saat libur panjang atau hari raya. Bagi seorang santri, ini adalah perjalanan kembali ke tempat yang selalu dirindukan—tanah kelahiran, rumah yang penuh kehangatan, dan keluarga yang selalu menanti dengan doa.

Di antara jalanan berdebu dan rumah-rumah sederhana, ada kenangan yang tersimpan rapi. Pulang kampung bukan hanya tentang melepas rindu dengan keluarga, tetapi juga tentang menyadari sejauh mana perjalanan menuntut ilmu telah membawa perubahan dalam diri. Desa, dengan segala kesederhanaannya, mengajarkan nilai kerja keras, ketulusan, dan kebersamaan. Meskipun kini sebagian besar waktu dihabiskan di pesantren, ada jejak-jejak desa yang tetap melekat dalam cara berpikir, bersikap, dan memahami kehidupan.

Saat kembali, wajah-wajah penuh kehangatan menyambut dengan senyum, cerita lama masih terdengar segar, dan doa-doa yang tulus terus mengalir. Ada kesadaran yang muncul: bahwa perjalanan mencari ilmu bukan hanya tentang memahami kitab dan menghafal dalil, tetapi juga tentang bagaimana tetap rendah hati dan menghargai asal-usul. 

Lebih dari itu, pulang kampung menumbuhkan rasa syukur. Syukur atas kesempatan belajar yang telah diberikan, atas pengalaman di pesantren yang membentuk pribadi, dan atas kenyataan bahwa selalu ada rumah yang menanti kepulangan. Di tengah kesibukan menghafal, mengaji, dan berdiskusi, pulang kampung menjadi momen untuk melambat sejenak, menikmati kebersamaan dengan keluarga, dan memahami bahwa kebahagiaan sejati sering kali terletak dalam hal-hal sederhana.

Pulang kampung bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin—sebuah refleksi tentang bagaimana ilmu yang telah diperoleh bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana adab dan akhlak yang diajarkan di pesantren bisa menjadi cahaya bagi keluarga dan lingkungan sekitar.

Selain itu, pulang kampung juga mengajarkan tentang perubahan. Rumah yang dulu ramai mungkin kini terasa lebih sepi, orang-orang yang dulu banyak bercanda kini semakin menua, dan beberapa yang tersayang mungkin sudah tiada. Semua ini mengingatkan bahwa waktu terus berjalan dan setiap momen bersama keluarga harus benar-benar dihargai.

Pada akhirnya, pulang kampung bagi seorang santri adalah perjalanan yang selalu membawa makna. Ini bukan hanya tentang kembali ke rumah, tetapi juga tentang membawa cahaya ilmu yang telah didapat, menjaga hubungan dengan keluarga dan masyarakat, serta melangkah ke depan dengan hati yang penuh kehangatan dan syukur. (AZ) 

 

Para santri PP Binaul Ummah, ayo kasih komentar/tanggapan ttng liburan idulfitri di bawah ini

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Nur Aziz, S.Psi, M.Ec.Dev

- Kepala Madrasah -

"Perjalanan sebagai seorang siswa adalah perjuangan yang penuh dengan tantangan dan kesempatan. Setiap usaha yang dilakukan dengan kesungguhan, ketekunan,...

Berlangganan
Jajak Pendapat

Siapa guru favorit di MA Binaul Ummah?

Hasil
Banner